Putera Djaja Widjaja dirintis sejak tahun 1970 oleh Bapak Rudjito Widjojo yang menangkap peluang usaha tembakau iris/shag, dan mengambil kesempatan tersebut dengan mendirikan sebuah pabrik pengolahan tembakau dengan skala kecil di wilayah utara Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia.
Nama Putera Djaja Widjaja terinspirasi oleh nama gunung
tertinggi di Indonesia yaitu Puncak Jaya Wijaya, dengan harapan
bahwa sukses perusahaan dapat secara perlahan naik tinggi
seperti layaknya sumber nama tersebut.
Seiring peningkatan demand tembakau yang semakin naik, di tahun
1991, fasilitas produksi dipindahkan ke pabrik baru yang
berlokasi di Pandaan, Kabupaten Pasuruan.
Anggota keluarga lainnya termasuk tomat, kentang, dan terong.
Tembakau mengandung zat yang disebut nikotin yang membantu
merangsang aliran darah ke otak; salah satunya dengan merokok
tembakau dalam bentuk shag seperti produk yang dibuat oleh
perusahaan kami.
Manusia telah merokok tembakau selama berabad-abad; penghuni
asli benua Amerika menemukan kegunaan tembakau melalui
berbagai macam cara dan percobaan selama berabad-abad sehingga
pada akhirnya mereka berhasil tahu bahwa tembakau memiliki
beberapa efek stimulatif pada tubuh mereka setelah menghirup
asap yang dihasilkan dari membakar tanaman tembakau tersebut.
Penggunaan tembakau di antara kalangan penduduk asli Amerika
pada masa itu cenderung terbatas pada acara-acara tertentu,
seperti upacara keagamaan atau untuk menandai peristiwa
penting.
Penyebaran tembakau ke benua lain dimulai ketika penjelajah
Eropa menemukan benua Amerika, dan memulai proses pertukaran
Kolombia (terinspirasi namanya dari petualang Christopher
Columbus,) yang merupakan salah satu nahkoda termahsyur selama
zaman eksplorasi di abad ke-15 Masehi. Segera setelah itu,
tembakau mulai tersebar dan ditanam di seluruh penjuru dunia,
termasuk Indonesia. Negara tropis tempat kami berada ini
memiliki kondisi tanah dan iklim yang cocok untuk perkembang
biakan tanaman tembakau.
Tidak lama setelah penjajahan oleh VOC, penduduk asli
Indonesia mulai bercocok tanam & mengkonsumsi tembakau.
Tradisi ini berlanjut hingga hari ini, dan Indonesia adalah
salah satu produsen dan konsumen terbesar produk-produk yang
terkait dengan tembakau di dunia, seperti tembakau shag,
rokok, dan cerutu. Fakta unik: salah satu penggunaan tembakau
shag di antara para pelaut di wilayah pesisir Indonesia adalah
untuk menghilangkan lintah yang sering muncul di kapal selama
perjalanan mencari ikan.
Daun tembakau diolah dengan cara menggantung di dalam gudang khusus dengan banyak ventilasi yang baik dan dibiarkan kering selama beberapa minggu. Varian ini umumnya lebih ringan dalam hal penampilan dan mengandung nikotin dalam jumlah sedang.
Daun tembakau diolah dengan cara yang sama seperti proses hang, kecuali ada api terus menyala membara dengan suhu rendah, dan produk yang dihasilkan lebih gelap, aromatik, dan kaya nikotin. Karakteristik dominan ini akan menjamin pengalaman merokok yang menyenangkan.