Putera Djaja Widjaja dirintis sejak tahun 1970 oleh Bapak Rudjito Widjojo yang menangkap peluang usaha tembakau iris/shag, dan mengambil kesempatan tersebut dengan mendirikan sebuah pabrik pengolahan tembakau dengan skala kecil di wilayah utara Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia.
Nama Putera Djaja Widjaja terinspirasi oleh nama gunung
tertinggi di Indonesia yaitu Puncak Jaya Wijaya, dengan harapan
bahwa sukses perusahaan dapat secara perlahan naik tinggi
seperti layaknya sumber nama tersebut.
Seiring peningkatan demand tembakau yang semakin naik, di tahun
1991, fasilitas produksi dipindahkan ke pabrik baru yang
berlokasi di Pandaan, Kabupaten Pasuruan.
Fokus terhadap kualitas produk bukan tiada tantangan yang terus
muncul, terutama selama dekade-dekade awal, tetapi perusahaan
Putera Djaja Widjaja tetap tekun dan bertahan di tengah krisis
keuangan Indonesia di tahun 1998, dan kami kemudian bergerak
naik dan menjadi salah satu produsen tembakau shag yang
terkemuka di Indonesia, terutama dengan merek kebanggaan kami,
yaitu 'Shag Tembakau 87 '.
Sukses Putera Djaja Widjaja tidak terlepas daripada respek terhadap proses pengolahan tembakau shag dengan menggabungkan metode tradisional dengan teknik produksi modern. Kami dengan cermat menggunakan daun tembakau terbaik yang berasal dari daerah pegunungan di Jawa Tengah, untuk mencapai blend tembakau shag yang sempurna. Tembakau pilihan tersebut terdiri atas daun jenis hang dan asapan.
Pembuatan tembakau shag adalah seni yang hampir terlupakan. Kami dengan sengaja mengeramkan daun tembakau selama beberapa tahun sebelum proses pengolahan dilaksanakan. Metode yang tentunya memakan waktu ini cenderung dapat menghasilkan produk yang jauh lebih unggul. Dengan tambahan saus rahasia kami, dijamin konsumen mendapatkan nuansa dan sensasi smoking terbaik yang takan pernah terlupakan.
Kepemimpinan perusahaan berkomitmen untuk menjaga kesejahteraan individu yang telah berkontribusi sekian lama pada kesuksesan perusahaan sejak awal. Mayoritas pekerja kami berasal dari lingkungan sekitar pabrik, dan kami memastikan bahwa kehadiran perusahaan bisa bermanfaat bagi perekonomian lokal. Kami percaya bahwa pekerja dan komunitas yang bahagia memiliki dampak positif dan signifikan untuk keberlangsungan perusahaan di masa kini dan seterusnya.
Anggota keluarga lainnya termasuk tomat, kentang, dan terong.
Tembakau mengandung zat yang disebut nikotin yang membantu
merangsang aliran darah ke otak; salah satunya dengan merokok
tembakau dalam bentuk shag seperti produk yang dibuat oleh
perusahaan kami.
Manusia telah merokok tembakau selama berabad-abad; penghuni
asli benua Amerika menemukan kegunaan tembakau melalui
berbagai macam cara dan percobaan selama berabad-abad sehingga
pada akhirnya mereka berhasil tahu bahwa tembakau memiliki
beberapa efek stimulatif pada tubuh mereka setelah menghirup
asap yang dihasilkan dari membakar tanaman tembakau tersebut.
Penggunaan tembakau di antara kalangan penduduk asli Amerika
pada masa itu cenderung terbatas pada acara-acara tertentu,
seperti upacara keagamaan atau untuk menandai peristiwa
penting.
Penyebaran tembakau ke benua lain dimulai ketika penjelajah
Eropa menemukan benua Amerika, dan memulai proses pertukaran
Kolombia (terinspirasi namanya dari petualang Christopher
Columbus,) yang merupakan salah satu nahkoda termahsyur selama
zaman eksplorasi di abad ke-15 Masehi. Segera setelah itu,
tembakau mulai tersebar dan ditanam di seluruh penjuru dunia,
termasuk Indonesia. Negara tropis tempat kami berada ini
memiliki kondisi tanah dan iklim yang cocok untuk perkembang
biakan tanaman tembakau.
Tidak lama setelah penjajahan oleh VOC, penduduk asli
Indonesia mulai bercocok tanam & mengkonsumsi tembakau.
Tradisi ini berlanjut hingga hari ini, dan Indonesia adalah
salah satu produsen dan konsumen terbesar produk-produk yang
terkait dengan tembakau di dunia, seperti tembakau shag,
rokok, dan cerutu. Fakta unik: salah satu penggunaan tembakau
shag di antara para pelaut di wilayah pesisir Indonesia adalah
untuk menghilangkan lintah yang sering muncul di kapal selama
perjalanan mencari ikan.
Daun tembakau diolah dengan cara menggantung di dalam gudang khusus dengan banyak ventilasi yang baik dan dibiarkan kering selama beberapa minggu. Varian ini umumnya lebih ringan dalam hal penampilan dan mengandung nikotin dalam jumlah sedang.
Daun tembakau diolah dengan cara yang sama seperti proses hang, kecuali ada api terus menyala membara dengan suhu rendah, dan produk yang dihasilkan lebih gelap, aromatik, dan kaya nikotin. Karakteristik dominan ini akan menjamin pengalaman merokok yang menyenangkan.
Area distribusi tembakau Putera Djaja Widjaja meliputi 4 pulau besar di Indonesia, Sumatra (Banda Aceh, Medan, Padang, Pekanbaru, Tanjung Pinang, Batam, Plembang, Bandar Lampung), Jawa (Solo, Sragen, Yogyakarta), Kalimantan (Sampit), Sulawesi (Manado, Luwuk), dan akan berkembang lebih pesat.